Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi
untuk melewatkan lalu lintas yang terputus pada kedua ujungnya akibat adanya
hambatan berupa: sungai / lintasan air, lembah, jalan / jalan kereta api yang
menyilang dibawahnya. Struktur bawah jembatan adalah pondasi. Suatu
sistem pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan, kestabilan bangunan
diatasnya, tidak boleh terjadi penurunan sebagian atau seluruhnya melebihi
batas-batas yang diijinkan.
5 Prinsip
Pemilihan Konstruksi Jembatan
- Konstruksi Sederhana (bisa dikerjakan masyarakat)
bos
- Harga Murah (manfaatkan material lokal)
- Kuat & Tahan Lama (mampu menerima beban
lalin)
- Perawatan Mudah & Murah (bisa dilakukan masy)
- Stabil & Mampu Menahan Gerusan Air
Hal
Hal Yang Harus Diperhitungkan Dalam Pembuatan Pondasi
- Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut
beban-beban hidup, mati serta beban-beban lain dan beban- beban yang
diakibatkan gaya-gaya eksternal
- Jenis tanah dan daya dukung tanah
- Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh
di tempat
- Alat dan tenaga kerja yang tersedia
- Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan
- Waktu dan biaya pekerjaan
Pemilihan
Letak Jembatan
- Pilih Bentang Terpendek
- Hindari Lokasi Belokan Sungai
- Hindari Tinggi Abutment yang Tinggi
Bangunan
Pelengkap Jembatan
1. Sayap Jembatan
Fungsi : Menahan tebing sungai dan
pangkal jembatan
2. Krib
Fungsi : Mengarahkan & mengurangi hantaman
air pada sayap & pangkal jembatan yang terletak di belokan sungai.
3. Oprit
Fungsi : Jalan masuk ke Jembatan & Tanjakan maksimum 12%
Fungsi : Jalan masuk ke Jembatan & Tanjakan maksimum 12%
Jenis Konstruksi & Batasan Jembatan yang “Biasa”
atau“Disarankan” di PPK :
- Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut
beban-beban hidup, mati serta beban-beban lain dan beban- beban yang
diakibatkan gaya-gaya eksternal
- Jenis tanah dan daya dukung tanah
- Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh
di tempat
- Alat dan tenaga kerja yang tersedia
- Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan
- Waktu dan biaya pekerjaan
Catatan : Jembatan dengan jenis konstruksi khusus
& panjang bentang diluar keempat jenis diatas, perlu persetujuan dari KMT.
Ada beberapa jenis konstruksi yaitu :
1. Jembatan Gelagar Besi Lantai Kayu
Kelebihan :
Ada beberapa jenis konstruksi yaitu :
1. Jembatan Gelagar Besi Lantai Kayu
Kelebihan :
- Harga Murah (jika ada kayu di desa setempat)
- Konstruksi Sederhana
- Kekuatan Gelagar (besi) Terjamin
- Perawatan Mudah & Murah
- 5.Gelagar Besi Awet (jika terlindung dari karat)
Kekurangan :
- Kayu Lantai Sering Lapuk (apalagi kualitas kayu
rendah)
- Kenyamanan Lalu Lintas Kurang
2. Jembatan Beton Bertulang
Kelebihan :
- Awet (tidak mengenal istilah lapuk seperti kayu)
- “Relatif” Tidak Perlu Perawatan
- Nyaman bagi Lalu Lintas
- Harga murah jika dikaitkan dengan umur
pakai/manfaat yang panjang krn kualitas baik
Kekurangan :
- Harga Mahal jika kualitas jelek shg umur pakai
pendek
- Konstruksi Lebih Rumit
- Perlu Pengawasan Ketat untuk Menjamin Kualitas
Beton
- Pondasi Perlu Lebih Kuat (beban konstruksi lebih
berat)
- Lebih Sulit dalam Perbaikan, jika ada kerusakan
- Kesalahan dalam “pengecoran” Sulit Diperbaiki
3. Jembatan Gantung
Kelebihan :
Kelebihan :
- Bentang Cukup Panjang
- Harga Murah
- Konstruksi Sederhana
- Pelaksanaan Mudah
- Kabel Baja “Awet”
- Tidak Ada Pekerjaan “Pondasi di Air atau Pilar”
Kekurangan :
- Kayu Lantai Mudah Lapuk (apalagi jika kualitas
kayu rendah)
- Hanya bisa untuk Kend Roda 2 (untuk bisa kend
roda 4 harus ada perhitungan yang rumit)
- Kurang Nyaman (kondisi yang bergoyang)
4. Jembatan Gelagar & Lantai Kayu
Kelebihan :
Kelebihan :
- Harga Murah (apalagi jika ada kayu di desa setempat)
- Konstruksi Sederhana
- Pelaksanaan Mudah
- Pemeliharaan Cukup Mudah
Kekurangan :
- Kayu Kurang Awet atau Mudah Lapuk (apalagi jika
kualitas kayu rendah)
- Sedikit Kurang Nyaman bagi Lalin
Pondasi
Jembatan
3 Jenis Pondasi Jembatan yang “Biasa” atau
“Disarankan” di PPK :
1. Pondasi Langsung
1. Pondasi Langsung
- Bahan pasangan batu kali atau beton bertulang
- Cocok untuk jenis tanah yang sedang hingga keras
2. Pondasi Pancang Sederhana
- Bahan tiang dari beton bertulang atau kayu
- Cocok untuk jenis tanah yang lunak
3. Pondasi Sumuran
- Bahan dari adukan beton
- Cocok untuk jenis tanah berpasir dimana tanah
keras agak dalam
Penjangkaran
Tanah (Ground Anchor)
Metode pemboran ini dilakukan di dalam tanah pondasi
yang baik terdiri dari lapisan berpasir, lapisan kerikil, lapisan berbutir
halus ataupun batuan yang lapuk, serta suatu bagian yang menahan gaya tarik
seperti campuran semen dengan kabel baja atau semen dengan batang baja
dimasukkan ke dalam lubang hasil pemboran tersebut, kemudian disertai suatu
gaya tarik setelahnya untuk memperkuat konstruksinya.
1. Tipe Jangkar
- Penjengkaran dengan tahanan geser
- Penjangkaran dengan plat pemikul
- Penjangkaran gabungan
2. Metode Penjangkaran
- Metode penjangkaran dengan grouting
- Metode penjangkaran dengan lubang bertekanan
(jangkar PS)
- Metode penjangkaran dengan penekanan (jangkar
baji)
- Metode penjangkaran plat
- Metode jangkar UAC
3. Metode Penjangkaran Prategang Pratekan dengan
Grouting
- 3 Bagian Penting Penjangka- Anchorage- Free
stressing (unbonded) length- Bond length
- Grouting
- Material Tendon
- Spacers & Centralizers
Jenis Pilar Tipikal
Jenis Pilar Tipikal
Bentuk Pilar Lain
Toleransi
1. Denah
- Abutmen atau pilar (diukur dari garis perletakan)
2.0 cm
- Baut angker bila telah digrouting 0.5 cm
2. Posisi akhir pusat ke pusat perletakan
- Panjang bentang 1.0 cm
- Jarak melintang dari perletakan – perletakan 0.5
cm pada tiap abutmet atau pilar
3. Elevasi Permukaan
- Permukaan abutment atau pilar + 2.0 cm
- Permukaan atas balok landasan balok + 0.5 cm
4. Penahan Horizontal
- Titik pusat perletakan sampai ke permukaan
dinding 0 + 0.5 cm
5. Perletakan
- Elevasi / Permukaan + 0.5 cm
- Lokasi 2.0 cm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar